Branding vs Brand Identity, Apa Bedanya?
Bagi Anda pemilik bisnis, memperhatikan kualitas produk atau jasa yang Anda jual sangatlah penting. Namun semua itu tidak akan berarti apabila Anda tidak dapat menjual produk atau jasa yang Anda tawarkan kepada masyarakat. Oleh karena itulah, pemilik bisnis perlu branding dan brand identity untuk mengembangkan bisnisnya.
Branding dan branding identity seringkali dianggap satu hal yang sama dengan penyebutan yang berbeda. Tetapi pada kenyataannya, keduanya adalah hal yang berbeda yang akan mendukung satu sama lain.
Seth Godin, penulis sekaligus pengusaha ternama dunia mendefinisikan branding sebagai “sekumpulan harapan, ingatan, cerita, dan hubungan yang jika digabungkan akan menghasilkan pertimbangan untuk konsumen untuk memilih satu produk atau layanan daripada yang lain.”
Jadi, jika branding adalah dasar dari brand, lalu apa itu brand identity? Berikut ini kami merangkum lima perbedaan utama antara branding dan brand identity yang dapat membantu Anda memahami secara lebih baik:
Brand
Brand adalah makna yang dilekatkan orang pada perusahaan, produk, atau layanan Anda. Brand adalah tentang siapa Anda sebagai sebuah bisnis, dan lebih khususnya lagi siapa yang Anda anggap sebagai audiens Anda.
Branding
Persepsi terhadap sebuah brand dibentuk oleh branding. Branding adalah penyebaran rencana strategis untuk brand Anda sehingga audies dapat memahami bisnis Anda seperti apa yang Anda inginkan. Singkatnya, branding adalah sebuah manajemen brand.
Brand identity
Brand identity adalah elemen-elemen yang melibatkan panca indera yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah brand. Brand identity memiliki berbagai elemen.
Jean-Noel Kapferer, ahli dalam bidang corporate branding, mengelompokkan 6 elemen brand identity dalam Brand Identity Prism, yaitu:
- Physique: mengacu pada aspek fisik, seperti logo, warna, bentuk, dan sebagainya.
- Personality: mengacu pada karakter, seperti karakter brand yang menyenangkan, misalnya McDonald.
- Relationship: mengacu pada hubungan antara orang-orang yang ingin dikaitkan oleh brand tersebut.
- Culture: mengacu pada budaya yang ingin diusung sebuah brand sebagai identitasnya, misalnya Vans yang identik dengan olahraga skateboard dan budaya yang kreatif.
- Reflection: mengacu pada bagaimana pelanggan diidentifikasi oleh orang lain ketika menggunakan produk barang atau jasa Anda, misalnya Levi’s yang identik dengan anak muda yang fashionable tapi bergaya simpel.
- Self image: mengacu pada self image yang dimiliki oleh target pembeli, misalnya brand outdoor wear yang membuat pemakainya merasa sebagai orang yang aktif di kegiatan luar ruangan.
Untuk menciptakan brand identity yang tepat sasaran, Anda perlu menemukan seperti apa value perusahaan Anda dan apa yang ingin Anda capai. Brand adalah hal yang abstrak, sedangkan brand identity sifatnya dapat terlihat. Oleh karena itulah, Anda perlu menggali dan menyusun brand identity sebaik-baiknya dengan profesional di bidang branding.
Jika Anda mencari layanan branding Surabaya dan creative advertising yang berpengalaman, kami, IGB Media, siap membantu Anda.
Sebagai perusahaan branding and creative advertising production, kami, IGB Media memiliki profesional dalam bidang branding Surabaya, dan creative advertising sejak tahun 2017.
Pengalaman kami dalam bidang branding advertising Surabaya telah membawa kami bertemu dengan klien-klien bisnis skala nasional hingga internasional. Tim branding Surabaya kami membantu para klien merancang strategi branding secara cerdas dan efektif.
Bergerak di bidang branding Surabaya, kami, IGB Media berkomitmen memberikan yang terbaik untuk memaksimal potensi perusahaan dengan menggunakan platform periklanan kreatif yang tepat.
Jika Anda mencari perusahaan branding Surabaya dan creative advertising dengan layanan one-stop service, seperti strategi branding, graphic design, videography, photography, aerial drone cinematography, branding, hingga social media management, segera hubungi kami, IGB Media. Kami akan membantu bisnis Anda.
